1.
Ketahui
Pengeluaran Kita
Belanja
adalah kegiatan memenuhi kebutuhan, baik yang dibutuhkan sehari-hari, dadakan,
atau masa depan. Penggunaan mobile
banking menjadi alternatif pembayaran masa kini. Saya sendiri terkadang
tidak terkendali kalau beli di online shop hingga tidak sadar menghabiskan banyak
budget. Hal itu berbeda dengan penggunaan uang tunai. Uang tunai yang ada di
dompet jumlahnya pasti terbatas sehingga kita bisa membatasi pengeluaran
apabila sudah mulai menipis. Kita harus benar-benar sadar uang kita
dibelanjakan kemana? Apakah itu benar-benar dibutuhkan atau hanya sekedar nafsu
atau keinginan sesaat.
Kita bisa
mencatat setiap pengeluaran di gadget dan merekapnya setiap bulan, kemudian
dievaluasi akhir bulan untuk merevisi pembelian yang tidak begitu penting. Untuk
saya yang pribadinya rinci, membuat tabel harian seperti ini memang mudah. Akan
tetapi untuk pribadi yang tidak terbiasa menulis satu per satu, bisa membuat
cara rekapan sekaligus, yaitu mengumpulkan struk pembelian, menyimpan bukti
pembayaran, dan membuat saldo petty cash.
Saldo petty cash adalah kas kecil
untuk memenuhi kebutuhan harian diluar tagihan sehingga setiap pengeluaran bisa
terkontrol dengan petty cash
2. Menunda Pengeluaran yang Dapat Ditunda
Berdamai dengan kebutuhan sendiri seperti bertarung dengan keinginan yang menggebu. Bagi saya skincare adalah kebutuhan yang dapat ditunda, maklum saya hanya karyawan biasa yang tidak memerluka penampilan full-make up untuk menunjang kerja. Kebutuhan skincare pada tabel hanya untuk membeli scrub, krim siang, dan serum bibir. Sengaja saya memilih ukuran yang besar agar hemat dan bisa digunakan 6 bulan untuk krim siang wardah white secret, scrub tube besar, dan serum bibir essence. Saya menunda membeli dari bulan Maret hingga Mei, jadi sekitar 3 bulan saya menggunakan produk lokal dengan harga yang lebih terjangkau. Emang ndak ada efeknya? Ya tentunya pasti ada, namun saat itu ada kebutuhan yang benar-benar mendesak.
3. Mulai Berinvestasi
Saya mulai mencoba produk investasi sejak semester akhir perkuliahan, MAMI-Manulife, untuk produk reksadana pendapatan tetap. Kemudian beralih ke bibit Desember 2020 ketika keuangan pasca-menikah mulai stabil. Saya beralih ke bibit karena tampilan aplikasi yang mudah dipahami dibandingkan harus melalui website. Pembayarannya juga mudah melalui VA BCA dan mercant lainnya. Pada awalnya saya sudah disuguhi keuntungan alias grafik hijau. Keuntungan yang diperoleh masih puluhan ribu karena modal saya hanya ratusan ribu.
Pada awal 2021 hingga lebaran kondisi mulai naik turun, saya mulai rugi. Saya sempat tergesa-gesa untuk menjual reksadana saham saya (risikonya saham lumayan dibandingkan produk lainnya). Kemudian saya mencoba bertahan dengan nominal 500 ribu. Setiap hari merah dan rugi. Kondisi mulai membaik tgl 3 Juli 2021, mulai hijau lagi grafiknya (saham, obligasi, dan pasar uang)
4. Memutar Uang
Libur kerja yang lumayan panjang saat menjelang ramadhan, saya manfaatkan untuk berjualan pop ice dan sosis bakar. Hasilnya lumayan untuk membayar tagihan bulanan seperti WIFI, listrik, dan air. Selain berjualan makanan, memutar uang bisa dialokasikan untuk jualan online seperti pakaian, produk kecantikan, atau barang-barang lainnya. Unit usaha yang digeluti bisa disesuaikan dengan passion setiap individu sehingga nyaman untuk dijalani.
5. Evaluasi Bulanan
Evaluasi ini dilakukan dengan cara melihat tabel pengeluaran harian/bulanan secara detail untuk memilah pengeluaran yang sebenarnya tidak diperlukan bulan depan. Contonya pada tabel terdapat keterangan *thr saudara* adalah alokasi uang lebaran untuk saudara dan keponakan sehingga bulan berikutnya tidak diperlukan. Kebetulan tabel yang saya contohkan adalah bulan Mei sehingga terdapat banyak kebutuhan takjil (es buah) sehingga luamayan membengkak.
Semoga bermanfaat :)
Comments
Post a Comment